Manfaat dan
Bahaya Zat Radioaktif pada Berbagai Aspek Kehidupan Sehari-hari
Radioaktifitas
adalah sifat suatu unsur yang dapat memancarkan radiasi (pancaran sinar) secara
spontan. Tergolong ke dalam zat radioaktif, unsur tersebut biasanya bersifat
labil, berarti tergolong zat radioaktif adalah isotopnya, karena untuk mencapai
kestabilan salah satunya harus melakukan peluruhan. Peluruhan zat radioaktif
untuk menghasilkan unsur yang lebih stabil sambil memancarkan partikel seperti,
partikel alpha α, partikel beta (β), dan partikel gamma (γ).
Ciri lain dari zat radioaktif
adalah bahwa setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan aktivitas
jenis lebih besar daripada 70 kBq/kg atau 2 nCi/g (tujuh puluh kilobecquerel
per kilogram atau dua nanocurie per gram). Angka 70 kBq/kg (2 nCi/g) tersebut
merupakan patokan dasar untuk suatu zat dapat disebut zat radioaktif pada
umum-nya yang ditetapkan berdasarkan ketentuan dari Badan Tenaga Atom
Internasional (International Atomic Energy Agency). Namun, masih terdapat
beberapa zat yang walaupun mempunyai aktivitas jenis lebih rendah daripada
batas itu dapat dianggap sebagai zat radioaktif karena tidak mungkin ditentukan
batas yang sama bagi semua zat mengingat sifat masing-masing zat tersebut
berbeda. Berikut manfaat dan bahaya zat radio aktif pada kehidupan
sehari-hari.
Secara garis besar manfaat dari Zat Radioaktif diuraikan di
bawah ini, antara lain :
1. Sebagai
Perunut dan
2. Sebagai
Sumber Radiasi
A. Bidang Kedokteran
Penggunaan radioaktif untuk
kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah berapa juta orang di dunia yang
terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini. Sebagai contoh sinar X untuk
penghancur tumor atau untuk foto tulang. Berdasarkan radiasinya:
1) Sterilisasi
radiasi
Radiasi dalam
dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat digunakan untuk
sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi mempunyai
beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional,
yaitu:
a. Sterilisasi
radiasi lebihsempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b. Sterilisasi
radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c. Karena
dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri
lagi
sampai kemasan terbuka. Berbeda
dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam
proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.
2) Terapi
tumor atau kanker
Berbagai
jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel
normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau
tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker
atau tumor dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel
kanker tersebut.
3) Penentuan
Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
Pengukuran
kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi gamma
atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-X yang diserap
oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium
dalam tulang. Perhitungan tersebut dilakukan oleh komputer yang dipasang pada
suatu alat dengan nama bone densitometer. Teknik ini sangat bermanfaat guna
membantu mendiagnosis pada kekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering
menyerang wanita pada usia menopause (mati haid).
4) Three
Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt)
Terapi radiasi
dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat pembangkit radiasi
telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker. Perkembangan teknik
elektronika maju dan peralatan komputer canggih dalam dua dekade ini telah
membawa perkembangan pesat dalam teknologi radioterapi. Dengan menggunakan
pesawat pemercepat partikel generasi terakhir telah dimungkinkan untuk
melakukan radioterapi kanker dengan sangat presisi dan tingkat keselamatan yang
tinggi melalui kemampuannya yang sangat selektif untuk membatasi bentuk
jaringan tumor yang akan dikenai radiasi, memformulasikan serta memberikan
paparan radiasi dengan dosis yang tepat pada target. Dengan memanfaatkan
teknologi 3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah berkembang metoda pembedahan dengan
menggunakan radiasi pengion sebagai pisau bedahnya (gamma knife). Dengan teknik
ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau dengan pisau bedah
konvensional menjadi dapat diatasi dengan baik oleh pisau gamma ini, bahkan
tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang terpenting tanpa merusak jaringan di luar
target.
5) Teknik Pengaktivan Neutron
Teknik nuklir
ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh terutama untuk
unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil (Co, Cr,
F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn dsb) sehingga sulit ditentukan dengan metoda
konvensional. Kelebihan teknik ini terletak pada sifatnya yang tidak merusak
dan kepekaannya sangat tinggi. Di sini contoh bahan biologik yang akan
diperiksa ditembaki dengan neutron.
Penggunaan radioaktif dalam bidang kedokteran
terutama untuk pendeteksian jenis kelainan di dalam tubuh dan untuk penyembuhan
kanker yang sangat sukar dioperasi menggunakan metode lama. Prinsip radioaktif
ini juga dimanfaatkan untuk pengetesan kualitas bahan di dalam suatu industri
yang dapat dipergunakan dengan mudah dan dengan ketelitian yang tinggi.
Radioisotop yang digunakan dalam bidang kedokteran dapat berupa sumber terbuka
(unsealed source) dan sumber tertup (sealed source). Ketika radioisotop
tersebut tidak dapat dipergunakan lagi, maka sumber zat radioaktif bekas
tersebut sudah menjadi limbah radioaktif.
Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan
untuk mengetahui bagian dalam dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan
jantung. Dalam radiografi dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek yang
diamati sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan
pola gambar bayangan yang didominasi
oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner.
oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner.
Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) merupakan radioisotop
primadona yang mendekati ideal untuk mencari jejak di dalam tubuh. Hal ini
dikarenakan radioisotop ini memiliki waktu paro yang pendek sekitar 6 jam
sehingga intensitas radiasi yang dipancarkannya berkurang secara cepat setelah
selesai digunakan. Radioisotop ini merupakan pemancar gamma murni dari jenis
peluruhan electron capture dan tidak memancarkan radiasi partikel bermuatan
sehingga dampak terhadap tubuh sangat kecil. Selain itu, radioisotop ini mudah
diperoleh dalam bentuk carrier free (bebas pengemban) dari radioisotop
molibdenum-99 (Mo-99) dan dapat membentuk ikatan dengan senyawa-senyawa
organik. Radioisotop ini dimasukkan ke dalam tubuh setelah diikatkan dengan
senyawa tertentu melalui reaksi penandaan (labelling).
Di dalam tubuh, radioisotop ini akan bergerak bersama-sama dengan
senyawa yang ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa tersebut di dalam
tubuh. Dengan demikian, keberadaan dan distribusi senyawa tersebut di dalam
tubuh yang mencerminkan beberapa fungsi organ dan metabolisme tubuh dapat
dengan mudah diketahui dari hasil pencitraan. Pencitraan dapat dilakukan
menggunakan kamera gamma. Radioisotop ini dapat pula digunakan untuk mencari
jejak terjadinya infeksi bakteri, misalnya bakteri tuberkolose, di dalam tubuh
dengan memanfaatkan terjadinya reaksi spesifik yang disebabkan oleh infeksi
bakteri. Terjadinya reaksi spesifik tersebut dapat diketahui menggunakan
senyawa tertentu, misalnya antibodi, yang bereaksi secara spesifik di tempat
terjadinya infeksi. Beberapa saat yang lalu di Pusat Radioisotop dan
Radiofarmaka (PRR) BATAN telah berhasil disintesa radiofarmaka bertanda
teknesium-99m untuk mendeteksi infeksi di dalam tubuh. Produk hasil litbang ini
saat ini sedang direncanakan memasuki tahap uji klinis.
Dalam bidang kesehatan
radioisotop digunakan sebagai perunut (tracer) untuk mendeteksi kerusakan yang
terjadi pada suatu organ tubuh. Selain itu radiasi dari radioisotop tertentu
dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker sehingga tidak perlu dilakukan
pembedahan untuk mengangkat jaringan sel kanker tersebut.
Bahaya Zat
Radioaktif
Pencemaran zat
radioaktif, pencemaran zat
radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu
radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom.
Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan bahan serta peralatan yang telah
terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi
nuklir yang tidak dapat digunakan lagi. yang paling berbahaya dari
pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma
yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-partikel
neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif pencemar lingkungan yang
biasa ditemukan adalah 90SR penyebab kanker tulang dan 131J.
Apabila ada makhluk hidup yang
terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya akan terjadi mutasi gen
karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak
sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang.
Efek serta Akibat yang
ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat manusia seperti berikut di bawah
ini : Pusing-pusing, Nafsu makan berkurang atau hilang, Terjadi diare, Badan
panas atau demam, Berat badan turun, Kanker darah atau leukimia, Meningkatnya denyut
jantung atau nadi.
unsur-unsur
radio aktif
unsur/zat radioaktif adalah zat yang spontan
memancarkan sinar/radiasi. Sinar yang dipancarkan disebut sinar radioaktif.
Gejala keradioaktifan pertama kali ditemukan
oleh Henry Becquerel,seorang ahli berkebangsaan Prancis pada tahun 1896.Setelah
ditemukan sinar X oleh W.C. Rontgen pada tahun 1895.
Pada tahun 1898 Piere Currie dan Marie Currie
menemukan dua unsur radioaktif yang lain yaitu radium (Ra) dan polonium (Po).
Sifat-sifat sinar radioaktif :
A.
Mempengaruhi/merusak
film.
B.
Dapat
mengionkan gas.
C.
Memiliki daya tembus besar.
D.
Menyebabkan benda yang berlapis ZnS dapat
berpendar (berfluoresensi).
Macam-macam sinar radio aktif.
A.
Sinar alfa
-
penemu : E.
Rutherford.
-
daya tembus
kecil,daya ionisasi besar.
-
dapat
dibelokkan oleh medan listrik/magnet.
B.
Sinar beta
-
penemu : E.
Rutherford.
-
daya tembus
lebih besar daripada sinar alfa.
-
daya
ionisasi kecil daripada sinar alfa.
-
dapat
dibelokkan oleh medan listrik/magnet.
C.
Sinar gama
-
penemu : Paul Ulrich Villard.
-
daya tembus
paling besar.
-
daya ionisasi paling kecil.
-
tidak dapat dibelokkan oleh medan
listrik/magnet.
-
merupakan gelombang elektromagnetik.
Waktu paro
waktu paro adalah waktu yang dibutuhkan unsur
radioaktif untuk mengalami peluruhan sampai menjadi 0,5 kali semula (masa atau
aktivitas)
0 komentar:
Posting Komentar